Sabtu, 21 Agustus 2010

Bahan Tambahan Makanan

SEBENARNYA APA ITU BAHAN TAMBAHAN MAKANAN? 
BTM adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan (baik alami atau artificial) agar makanan itu menjadi awet, tampil lebih menarik dan rasanya lebih tajam. Memang ada BTM yang dianggap aman, tetapi ada juga yang bersifat karsinogenik atau toksik. Anak yang hiperaktif, alergi, asma dan migrain sering diasosiasikan dengan BTM. Diperkirakan ada belasan ribu zat kimia buatan manusia yang ditambahkan pada makanan modern sekarang ini. BTM bukanlah nutrisi alamiah untuk manusia Sebenarnya tubuh manusia tidaklah diciptakan untuk diekspos dengan tingkat kimia dari BTM yang seperti sekarang ini yang kita alami. Untuk orang-orang tertentu BTM tidak menimbulkan masalah tetapi beberapa BTM dapat memberikan reaksi seperti:
· Masalah pencernaan – diare dan sakit perut.
· Masalah saraf – hiperaktif, insomnia dan iritasi.

· Masalah yang berhubungan dengan pernafasan – asma, sinusitis.
· Masalah kulit – gatal-gatal, bengkak, ruam.

MENGAPA BTM DIPAKAI?
Tadi sudah disebutkan, agar makanan menjadi awet, tampil menarik dan rasanya lebih tajam/enak. Intinya agar produknya lebih menarik pembeli dan yang sudah pasti meningkatkan profit.

 APA SAJA JENIS-JENIS BAHAN TAMBAHAN MAKANAN?
Ada pengawet, pewarna, penyedap, pemanis, pemutih, pengental, pemutih, dll. Semua bahan tambahan makanan ini ada yang alami dan ada yang artificial. Dalam beberapa puluh tahun belakangan ini, dengan semakin meningkatnya teknologi, BTM pun sudah semakin canggih (maksudnya semakin tidak alamiah lagi). Saya pilih topik ini karena begitu banyaknya makanan kemasan yang dijual dengan BTM yang bermacammacam, ada yang sesuai peraturan pemakaian yang diizinkan oleh Organisasi kesehatan resmi dari negaranya dan dicantumkan pada kemasan tetapi ada juga yang tidak sesuai dan tidak dicantumkan pada kemasan. Ini sangat berbahaya.

  1. BAHAN PENGAWET : Sebenarnya pengawet makanan sudah mulai digunakan manusia berabadabad lamanya. Garam, gula, atau asam/cuka yang mula-mula digunakan. Tetapi dengan semakin meningkatnya teknologi, proses pengawetan makanan sudah tidak alamiah seperti dulu. Zat-zat yang ditambahkan pada makanan semakin sedikit yang bersifat alamiah, malah yang bersifat artificial (zat kimia) semakin banyak. Kami hanya akan bahas 3 pengawet makanan yang berbahaya. Yaitu formalin, boraks dan asam salisilat. Masalah formalin ini pernah heboh, mari kita baca kutipan Kompas tgl. 26 Juni 2005: “Beberapa waktu lalu Badan Pengawasan Obat dan Makanan menemukan empek-empek dan mi basah yang dijual di beberapa tempat di Sumatera Selatan ternyata mengandung formalin. Belum lama ini, Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Pemerintah Kota Jakarta Pusat juga mendapati puluhan ayam berformalin dijual di sejumlah pasar tradisional.” Sebenarnya apa bahaya formalin? Formalin tidak hanya berbahaya jika dikonsumsi tetapi juga berbahaya jika kita melakukan kontak dengannya (melalui udara). Kita tahu formalin biasa digunakan dokter forensik untuk mengawetkan mayat, bukan? Pedagang yang menggunakan formalin juga ingin dagangannya awet. Paling tidak, jika barangnya tidak laku pada hari itu (ayam atau tahu atau mie atau yang lainnya) bisa dijual kembali keesokan harinya dan tetap kelihatan segar. Bahaya formalin terhadap kesehatan: bersifat karsinogenik. Penelitian terhadap tikus dan anjing menunjukkan dapat mengakibatkan kanker saluran cerna. Penelitian lain terhadap pekerja tekstil akibat hirupan formalin meningkatkan resiko kanker tenggorokan dan hidung. Operasi pasar yang dilakukan oleh Badan POM, bulan Nov&Dec 2005 di Jakara menemukan makanan yang positif mengandung formalin adalah Ikan asin, mie, tahu. Di bulan September tahun 2008, ada lagi laporan Balai POM SumBar di Padang, ditemukan makanan yang mengandung formalin, boraks dan pewarna tekstil, di antaranya es buah, kolak, cendol, mie dan sejumlah sambal. Oleh karena itu sebagai konsumen kita harus berhati-hati, jangan jajan sembarangan. Walaupun tidak semua pedagang tidak menggunakan formalin tetapi lebih bijaksana apabila kita berhati-hati. 
  2. BORAKS: Walaupun bukan pengawet tetapi boraks sering digunakan sebagai pengawet. Selain sebagai pengawet, boraks bisa berfungsi sebagai pengenyal makanan. Contoh makanan yang sering ditambahkan boraks, bakso, mie, kerupuk. Bahaya boraks bagi kesehatan: iritasi pada kulit, mata atau saluran pencernaan, gangguan kesuburan dan janin, dan gagal ginjal. Berita terakhir dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat ( 22 Sept 08) menemukan aneka gorengan yang mengandung boraks di sejumlah pasar di kota Padang.Menurut Rosnini Savitri kepala Dinas Kesehatan Provinsi SumBar: “Dari sampel yang diambil dinas kesehatan sebanyak 35% mengandung boraks umumnya berjenis makanan mie dan gorengan.” Selain itu tim kesehatan juga menemukan makanan yang banyak mengandung vetsin atau penyedap makanan. Dinas kesehatan katanya akan melakukan pembinaan kepada para pedagang. 
  3. ASAM SALISILAT: Digunakan agar sayuran & buah-buahan tetap segar. Asam salisilat bukanlah pestisida, melainkan sejenis antiseptik yang salah satu fungsinya untuk memperpanjang daya keawetan. Biasanya sayuran yang disemprot asam salisilat akan berpenampilan sangat mulus dan tak ada lubang bekas hama. PENGAWET lainnya yang diijinkan Club Sehat dengan batas maksimal yang harus dipatuhi: Asam benzoat, kalium benzoat, asam sorbat, kalium sorbat, natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium nitrit dll. Semua ini dapat ditemukan pada saus tomat, sambal, kecap manis, acar dalam botol, margarin, buah kering, sirup, jam, jelli, keju olahan, sosis, burger, kornet dll. Kutipan Kompas.com 28 Feb 2007: Judul Waspadai Penggunaan Pengawet Natirum Benzoat dan Kalium Sorbat – Penambahan pengawet Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat pada bahan pangan memang tidak dilarang pemerintah. Namun, produsen hendaknya tidak menambahkan dua jenis makanan itu sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan jadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Asosiasi Konsumen Penang pada 1988 silam telah menyatakan bahwa berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sawan, kencing terus menerus dan penurunan berat badan. Kasus pelanggaran pelabelan produk yang mengandung natrium benzoat dan kalium sorbat kerap kali ditemui. Tetapi memang belum ada upaya nyata dalam penanggulangan masalah ini dari aparat terkait, kata dr Nurhasan, peneliti dari Lembaga Konsumen jakarta.” Natrium benzoat banyak digunakan pada produk saus tomat, saus sambal dan kecap manis. Bahkan ditemukan ada 14 produk yang melebihi batas maksimum penggunaannya. Sodium nitrit dan sodium nitrat adalah dua jenis kimia yang saling berkaitan yang digunakan untuk mengawetkan daging dan banyak digunakan untuk sosis. Masalah terjadi jika nitrat dan nitrit ini dipanaskan pada temperatur tinggi (digoreng) dapat membentuk nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker lambung. 
  4. PEMANIS: Korban terbesar BTM pemanis makanan adalah anak-anak. Hampir semua makanan manis untuk anak-anak mengandung pemanis buatan seperti sakarin, siklamat, aspartam. Sakarin (200- 700 kali manis gula/sukrosa) sering digunakan pada soft drink, selai, permen, jajanan pasar, siklamat (30x) sering digunakan pada makanan kaleng atau makanan proses lain karena tahan panas. Pada hewan percobaan pemanis ini menyebabkan kanker kandung kemih. Aspartam (160-220x): banyak digunakan sebagai pemanis buatan pada berbagai jenis makanan dan minuman terutama makanan dan minuman rendah kalori (makanan penderita diabetes, 0 kalori, salad dressing, snack, soft drink). Aspartam pada saat ini masih merupakan gula buatan yang masih dianggap aman dibandingkan dengan sakarin dan siklamat. Perhatikanlah deh label makanan, sekarang banyak makanan yang menggunakan aspartam sebagai pemanis. Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung aspartam dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko kerusakan sistim saraf, menstruasi yang sulit, dapat mempengaruhi perkembangan otak janin, alzheimer, lupus, multiple sclerosis maupun kanker otak. Wanita hamil sebaiknya menghindari produk yang mengandung aspartam (agar bayi yang lahir terhindar dari retardasi mental). Walaupun masih dianggap aman, tetapi sebaiknya hindarilah ke 3 jenis pemanis buatan tsb apabila Anda ingin sehat. 
  5. PEWARNA: Banyak ditemukan pada makanan buatan industri kecil dan jajanan pasar dan juga industri besar. Rhodamin B dan Metanil Yellow sering dipakai untuk mewarnai kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula, sirup manisan, tahu kuning. Rhodamin B dan Metanil Yellow adalah pewarna tekstil bukan food grade. Sebenarnya pewarna makanan alami sudah sejak lama digunakan seperti kunyit dan daun suji. Tetapi seiring dengan kemajuan teknologi, pewarna sintetis digunakan. Karena kelebihannya: praktis penggunaannya dan lebih murah harganya. Penelitian menunjukkan bahwa pewarna buatan dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak, infertilitas, cacat bayi, kerusakan liver dan ginjal, kanker, mengganggu fungsi otak dan kemampuan belajar, dan kerusakan kromosom. 
  6. PENYEDAP: Apa sih tujuan pedagang menambahkan penyedap rasa? Agar makanannya lebih enak bukan. Tetapi penyedap rasa ini tidak dibutuhkan oleh tubuh. Contoh yang terbaik adalah MSG (Monosodium Glutamat), sejak ditemukan pada tahun 1940, MSG telah digunakan dalam berbagai makanan. Produk makanan cepat saji, makanan instant, makanan kaleng, makanan proses, makanan cemilan biasanya mengandung MSG dalam jumlah yang cukup banyak. Efek dari MSG adalah: sakit kepada, gatal, mual, masalah sistim saraf dan reproduksi, tekanan darah tinggi, migrain, asma bahkan depresi. Chinese restaurant syndrome: umumnya terjadi pada orang-orang seusai mengkonsumsi masakan Chinese yang dikenal mengandung kadar MSG tinggi. Makanan yang sering sekali menimbulkan sindrom ini adalah sup. Mengapa? Karena biasanya sup dihidangkan paling awal sehingga akan memasuki saluran pencernaan dalam kondisi perut kosong, akibatnya MSG dapat dengan mudah terserap dalam darah sehingga menimbulkan efek yang disebutkan tadi, 20-30 menit setelah seseorang konsumsi MSG. Meski pembuktiannya masih menjadi perdebatan banyak pihak, ada baiknya jika sebagai konsumen kita harus berhati-hati. Setidaknya kita harus membatasi penggunaannya dan menggantikannya dengan bumbu alami seperti bawang putih dan rempah-rempah karena rasanya jauh lebih nikmat. Selain itu, dengan penggunaan bahan alami tentunya lebih sehat bukan? Ada lagi BTM sebagai pengemulsi, pemantap & pengental pada produk ice cream, keju olahan, sardin kalengan, susu bubuk. Ada lagi pengatur keasaman (biasanya digunakan sebagai penegas rasa dan warna atau penyelubung rasa yang tidak disukai – coklat, permen, keju olahan, ice cream, makanan kaleng, jam, jelly dll), pengeras (acar, buah kaleng). Ada lagi pemutih, pematang tepung. Warna tepung gandum yang masih baru biasanya kekuning-kuningan bahkan bisa menjadi kecoklatan/keabuan, sehingga warnanya tidak menarik. BHA & BHT (Butylated hydroxyanisole) & (bytylated hudroxytoluene): digunakan untuk makanan yang mengandung lemak agar tidak cepat tengik. Menurut The International Agency for Research on Cancer: BHA kemungkinan bersifat karsinogen pada manusia. State of California juga menganggap ini karsinogen. Penelitian yang lain juga menunjukkan hal yang sama terhadap BHT. BHT diizinkan di Amerika tetapi dilarang di England. Efek bagi kesehatan adalah: kerusakan liver dan ginjal, infertilitas, sistim imun rendah, cacat lahir dan kanker. Makanan yang mengandung BHA & BHT: sosis, saos, potato chips, saus steik, shortening dll. 
Agar aman sebaiknya hindari. Apabila kita perhatikan, sekarang banyak makanan yang mengandung BTM yang dapat merusak kesehatan kita. Walaupun ada BTM yang dikatakan “aman” untuk dikomsumsi secara individu tetapi perlu diketahui sangat jarang sebuah makanan proses/siap saji hanya mempunyai satu saja BTM. Tidak ada seorangpun yang tahu berbagai macam efek dari BTM itu apabila berkumpul menjadi satu di dalam satu produk. Secara literal ada ribuan dari macam-macam kombinasi BTM yang sangat berbahaya. Kesimpulannya bahan kimia tersebut kemungkinan dapat menyebabkan mutasi melalui kerusakan kromosom atau mengganggu fungsi sistim imunitas tubuh dan telah dibuktikan menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan yang serius. Apabila Anda ingin sehat, hindarilah makanan kemasan, makanan restoran, makanan siap saji. Konsumsilah makanan masakan sendiri di rumah lebih aman.
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar